JAKARTA (cvtogel) – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) olahraga nasional agar mampu bersaing di kancah internasional, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menyelenggarakan pelatihan intensif Bahasa Inggris khusus bagi para profesional olahraga.
Pelatihan ini ditujukan bagi pelatih, juri, dan wasit dari beberapa cabang olahraga (cabor) utama, sebagai bagian dari strategi KONI untuk mengintegrasikan kompetensi bahasa asing dalam standar profesionalisme olahraga nasional.
Peningkatan Keterampilan Lintas Cabang Olahraga
Pelatihan ini diselenggarakan di Kampus B London School of Public and [Nama Lembaga – jika ada], dan fokus pada peningkatan kemampuan komunikasi teknis dan profesional dalam Bahasa Inggris.
Cabang-cabang olahraga yang diikutsertakan dalam pelatihan tahap awal ini antara lain:
- Bela Diri: Wushu, Taekwondo, dan Judo.
- Non-Bela Diri: Tenis Meja, Panjat Tebing, dan Tinju.
KONI menyadari bahwa penguasaan bahasa Inggris bagi pelatih, juri, dan wasit adalah keterampilan wajib (mandatory skill), terutama dalam ajang multi-event seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Alasan Urgensi Pelatihan
Sekretaris Umum II KONI [Nama Sekretaris KONI – jika ada], menyampaikan bahwa olahraga telah menjadi arena komunikasi antar bangsa. Meskipun para pelatih dan wasit memiliki lisensi dan penguasaan teknis yang mumpuni, keterbatasan bahasa seringkali menghambat mereka untuk:
- Mendapatkan Penugasan Internasional: Wasit dan juri dengan lisensi internasional wajib menguasai bahasa Inggris untuk memimpin pertandingan berskala global.
- Akses Ilmu dan Strategi Baru: Pelatih perlu menguasai bahasa Inggris untuk mengakses literatur, modul, dan strategi pelatihan terbaru dari dunia internasional.
KONI berharap, melalui program ini, para profesional olahraga dapat meningkatkan keterampilan mereka, baik dalam komunikasi interpersonal maupun dalam aspek teknis di lapangan.
Program pelatihan Bahasa Inggris ini menjadi bagian dari komitmen KONI untuk terus mendorong pembinaan olahraga nasional yang tidak hanya fokus pada kemampuan fisik atlet, tetapi juga pada kapabilitas SDM pendukungnya.
